Berburu Durian Khas Mojokerto di Kampung Duyung

Foto : Kampung Durian di Mojokerto
Tak kalah dengan daerah lain di Jatim, durian asli Mojokerto juga cukup menggiurkan. Salah satunya bisa ditemui di kampung durian, Desa Duyung, Trawas. Di tempat ini, pengunjung bisa mencoba 4 jenis durian khas yang dijamin nikmat.

Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke kawasan wisata Trawas tanpa mampir ke kampung durian Duyung. Untuk menjangkaunya cukup mudah. Karena jaraknya tak lebih dari 3 Km dari Mapolsek Trawas.

Masuk ke kampung ini, pengunjung akan disambut puluhan penjual durian. Jangan dibayangkan banyak lapak berjajar di tepi jalan. Pasalnya, durian di kampung ini dijajakan di teras-teras rumah penduduk.

"Duren (Durian, red) mas duren," suara para pedagang menyambut setiap pengunjung yang datang ke kampung ini.

Oleh sebab itu, para pengunjung akan semakin nyaman menyantap buah berkulit duri ini. Betapa tidak, di rumah-rumah warga Desa Duyung ini, pengunjung bisa bersantai melepas lelah sembari menikmati durian. Sejuknya udara lereng Gunung Penanggungan bakal menambah nyaman pengunjung.

Foto : Durian di teras rumah pak Heri.
Pengunjung tinggal duduk lesehan bersama keluarga, teman dan kerabat beralaskan tikar. Karena pemilik rumah akan menyuguhkan durian siap santap. Bahkan saat akhir pekan, mulai dari teras, ruang tamu, ruang keluarga hingga dapur rumah warga di kampung durian ini, dipenuhi pengunjung.

"Durian asli Duyung ada Mrico, Lurik, Kendil dan Bajol," kata Heri Sudarsono (40), salah satu penjual durian di kampung durian Duyung saat berbincang dengan detikcom, Minggu (11/3/2018).

Keempat durian tersebut, lanjut Heri, mempunyai ciri khas masing-masing. Menurut dia, durian di Duyung dijamin masih segar lantaran diunduh langsung dari kebun-kebun warga setempat.

Durian Mrico misalnya. Sesuai dengan namanya, ciri khas durian ini berukuran kecil, tapi rasanya sangat manis. Layaknya merica, bumbu dapur ini berukuran kecil namun pedas.

Durian Lurik ukurannya lebih besar. Warna kulitnya hijau, sedangkan rasa buahnya manis sedikit pahit. Bedanya dengan Durian Kendil, kulitnya kekuning-kuningan, rasa buahnya dominan pahit. Sementara Durian Bajol ukurannya lebih besar dan lonjong. Buahnya berwarna kuning, rasanya dominan pahit.

Foto : Ibu Sri memegang buah durian.
"Harga Durian Mrico Rp 15-30 ribu per buah, jenis Lurik dan Kendil sama Rp 30-35 ribu, kalau jenis Bajol lebih mahal, Rp 60-100 ribu per buah," ungkap Heri.

Bagi penggila durian, berkunjung ke kampung Duyung tak perlu khawatir kecewa jika rasa durian tak sesuai keinginan. Pejual memberikan garansi. Jika rasa durian tak nikmat, akan langsung mendapatkan ganti.

"Sudah menjadi budaya di kampung durian ini, kami akan mengganti dengan yang baru jika durian rasanya tak enak," ujar Heri.

Heri menuturkan, tiap akhir pekan kampung durian Duyung tak pernah sepi pengunjung. Mulai dari Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Surabaya hingga Trenggalek.

Namun, pengunjung bisa setiap saat datang ke kampung ini untuk menikmati durian. Para penjual durian ini buka setiap hari pukul 06.00-23.00 WIB. Sepanjang Oktober hingga Juni, durian sangat melimpah di kampung ini.

"Paling ramai sabtu-minggu. Sehari saya bisa menjual sampai 50 buah durian," terangnya.

Kepala Desa Duyung Jurianto Bambang Siswantoro menuturkan, penamaan kampung durian bukan tanpa alasan. Menurut dia, Duyung merupakan desa penghasil durian terbesar di Kecamatan Trawas.

Terdapat 312 hektare kebun durian di kampung ini. "Di kampung kami ada 30 rumah yang menyediakan durian. Selain itu, durian Duyung juga dijual di jalan-jalan kawasan Trawas," jelasnya.

Selain durian, Desa Duyung juga menghasilkan ketela Cilembu, jamur tiram, madu tawon dan salak Pondoh. Pengunjung bisa menjadikan hasil kebun tersebut untuk buah tangan keluarga di rumah.

"Ketela Cilembu 10 ribu/Kg, jamur tiram Rp 15 ribu/Kg, sedangkan salak Pondoh Rp 6-8 ribu/Kg," tandasnya.

0 Response to "Berburu Durian Khas Mojokerto di Kampung Duyung"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel